Mau Sertifikasi Kemenag: Puasa 12 Tahun Dulu

Sertifikasi kemenag menjadi hal yang ditunggu-tunggu guru swasta dibawah nauangan kemenag (kementerian agama). Lembaga penyelenggara pendidikan formal dibawah naungan kemenag adalah MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah). Sertifikasi menjadi hal yang berarti karena gaji guru swasta cenderung rendah. Jangankan mencapai UMR (Upah Minimum Regional), mencapai separo UMR saja sudah jempolan lhoo.

Kabar sertifikasi kemenag terbaru


Baru-baru ini, informasi yang bisa di dapat dari web SIMPATIKA, di tahun 2018 ini yang bisa masuk sertifikasi adalah guru yang memiliki masa kerja 12 tahun (terhitung mulai 2006). Hebat kan drama pendidikan? Kalau untuk urusan politik saja dana jor-joran. Urusan pendidikan terutama gaji guru saja nunggu uang sisa kali ya. Nunggu 12 tahun baru sertifikasi. Tapi gak apa, mungkin sama Tuhan dianggap puasa. Terutama yang sudah berkeluarga: hutang koperasi sekolah masing². Tiap bulan potong gaji. Gaji kurang dari cukup, tapi masih dikebiri dengan aturan pusat.

Guru tetap sabar kok


Untungnya, guru Indonesia nrimo ing pandum (menerima berapapun gaji), sambil usaha sana-sini, atau utang sana-sini. Kalau gak nrimo ing pandum, mungkin ketika ada info penggandaan uang, guru-guru akan berada di barisan depan. Alhamdulillah gak seperti itu.

Saat ini, guru memang masih bertahan dengan gaji seadanya. Beberapa tahun ke depan, bisa saja Indonesia kekurangan guru besar-besaran seperti bidang pertanian saat ini yang semakin sedikit jumlah petani mudanya karena kurang perhatian.

Tapi sabarnya sampai kapan?


Kebutuhan hidup tiap tahun yang mutlak selalu naik. Itu baru kebutuhan, belum lagi keinginan individu juga malah bertambah tinggi karena pengaruh media yang mengiklankan berbagai produk penunjang kehidupan sehari-hari. Belum lagi tekanan dunia digital yang semakin tinggi. Aplikasi menyerupai guru sudah mulai bermunculan. Tilik aplikasi ruang guru misalnya. Belajar hanya lewat internet, dengan hanya sekali sentuh. Bisa dilakukan dimanapun. Bahkan di tolilet sekalipun. Penunjang ruang guru, ada aplikasi guling (guru keliling). Model les privat. Tinggal klik, milih pendamping belajar. Saat itu juga tentor akan datang ke rumah.

Saking pintarnya atau sebaliknya. Program pemerintah terlalu ketinggalan jaman dalam memakmurkan guru. Nunggu tua dulu baru bisa sertifikasi. Termasuk sertifikasi kemenag. Kalau tua baru disertifikasi, wahh sayang, inovasi sudah mau mandek.

Sertifikasi kemenag

Merenung bentar yuk tentang program sertifikasi


Coba kita renungkan bersama dengan program sertifikasi kemenag terutama. Misal lulus kuliah sekitar usia 23 tahun. Langsung ngajar. 12 tahun lagi baru sertifikasi. Usia sudah 35 tahun. Memang masih usia produktif. Tapi sudah mulai melemah inovasinya. Kok bisa? Selama menjadi guru 12 tahun itu, mereka tidak hanya fokus dengan profesinya sebagai guru. Keterampilannya bukan hanya jadi pendidik. Mereka akan nyambi kerjaan lain untuk survive, apalagi sudah keluarga. Usaha sambilan kebanyakan berhubungan dengan dagang. Selama 12 tahun tersebut, mereka akan lebih menguasai keterampilan dagang dibanding keterampilan jadi guru.  Bahkan profesi guru berbalik menjadi sampingan belaka. Mau bagaimana lagi, hasil jadi guru juga cuma segitu. Sementara dihimpit sana sini yang memaksa harus keluar biaya. Bahkan kencingpun harus mengeluarkan biaya.

Pemegang kendali pendidikan, sepertinya perlu di tabok dulu biar segera sadar. Sayangnya guru tak punya kuasa untuk melakukannya. Kalah tua, kalah jabatan. Tapi perlu. Benar-benar perlu nabok dulu. Bukan kepala yang ditabok. Mungkin bisa menyuarakan seperti saya lewat tulisan. Barangkali menyentuh, dan pemerintah pun tersentuh.
Mas Ito
Mas Ito Blogger, agropreneur

Tidak ada komentar untuk "Mau Sertifikasi Kemenag: Puasa 12 Tahun Dulu"